Anjing Asal Indonesia Berhasil Temukan Korban Gempa Nepal


Pewarta Global, Jakarta: Sebuah penghargaan diberikan kepada dua anjing asal indonesia yang berhasil menemukan korban gempa di Nepal yang terjadi pada Sabtu (25/4/2015) lalu.

Keduanya bernama Alfa dan Delta. Kedua anjing ini tergabung dalam Tim SAR Dog Jakarta Rescue (SDJR) yang dikirimkan pemerintah Indonesia untuk membantu evakuasi korban gempa di Nepal.

Delapan korban gempa yang tertimbun di reruntuhan hotel di Khatmandu Nepal bershasil ditemukan oleh kedua anjing tersebut. Bahkan, keduanya berhasil menyelamatkan satu korban dalam keadaan kritis.

Penemuan korban ini dibilang mengejutkan, pasalnya wilayah Balaju yang menjadi tempat penemuan korban gempa ini dinyatakan sudah clear (tidak ada yang selamat) terlebih lagi lebih dari 40 rumah sudah rata dengan tanah.

"Namun, kami melakukan assesment (penilaian), ternyata masih ditemukan satu orang yang kritis di hari keenam pencarian," kata pawang anjing pelacak SAR Dog Jakarta, Fitriana, ditemui Metrotvnews.com, di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (6/5/2015) malam.

Dalam mencari korban, anjing adalah hewan yang sangat membantu. Ketajaman hidung mereka mampu menghendus 40 kali lebih peka dari penciuman manusia.

Tim Sar Dog Jakarta membawa tiga orang pawang beserta tiga ahli medis saat diminta membantu evakuasi korban gempa di Nepal. Tim bertolak menuju lokasi bencana pada 28 April menggunakan pesawat komersial dan baru pulang tadi malam.

"Jadi, kami memberikan bantuan medis dan bantuan anjing pelacak. Kami bawa dua anjing pelacak dari Jakarta berjenis golden retriver," tutur Fitriana.

Delta hanya butuh waktu yang singkat untuk menemukan korban gempa. Dalam 10 menit, Delta mampu menemukan korban gempa yang tertimbun reruntuhan bangunan. Delta secara mendadak menyalak, kemudian bergerak mundur dan menggonggo saat menemukan korban gempa.

"Jika (korban masih) hidup biasanya anjing menggonggong 10 kali. Jika korban telah tewas, anjing menggonggong lalu menunduk sambil mundur," kata Fitriana.

Fitriana menjelaskan timnya tidak bertugas mengevakuasi jasad korban. Mereka hanya meneruskan kabar penemuan mayat ke pihak yang berwenang.

"Nggak bisa kita ambil korban yang meninggal. Karena mayat itu juga sudah agak lama. Selain berbahaya untuk anjing, untuk manusia juga berbahaya. Akhirnya kita kasih patok saja (lokasi) itu," tuturnya.

Comments